Ini Dia 10 Hal Penting dalam Mengajarkan Sopan Santun pada Anak
Budaya bangsa Indonesia selalu mengedepankan sopan santun. Suku manapun pasti
memiliki cara-caranya sendiri dalam mengajarkan generasi penerusnya
sikap sopan dan santun. Pada umumnya, sikap sopan dan santun ditujukan
agar individu dapat diterima di masyarakat dan berperilaku sesuai dengan
norma sosial.
Apa
saja sih yang termasuk sikap sopan santun? Mencium tangan orang tua?
Mengucapkan salam? Lebih dari itu, ternyata masih banyak perilaku
sederhana yang mencerminkan sopan santun daaaaan pastinya bisa banget
diajarkan kepada anak sejak usianya 2 tahun atau saat anak mulai belajar
bicara!
Kali
ini saya akan sharing hal-hal apa saja yang dapat diajarkan kepada anak
dalam kaitannya untuk menanamkan sikap sopan santun. 10 hal di bawah
ini sangat mudah dilakukan orang tua dimanapun dan kapanpun.
1. Meminta dengan mengucapkan tolong
Salah satu kebiasaan yang dapat
diajarkan pada anak usia 2 tahun adalah membiasakan untuk mengucapkan tolongketika ingin meminta sesuatu dari orang lain. Ketika anak meminta sesuatu,
misalnya “Ma, aku mau kue.”, ajarkan anak untuk mengucapkan kata tolong dengan
mengatakan “Ma, bisa tolong ambilin kuenya?” kemudian minta anak untuk
mengulang perkataan orang tua tadi sebelum orang tua memberikan apa yang anak
minta.
2. Menerima dengan mengucapkan terima kasih
Sama hal nya dengan mengucapkan
tolong, mengatakan terima kasih juga dapat dibiasakan mulai usia 2 tahun. Minta
anak untuk mengucapkan terima kasih setelah diberikan sesuatu oleh orang lain.
Apabila anak mengucapkan terima kasih kepada orang tua, maka orang tua dapat
mengucapkan “Terima kasih kembali” atau “Sama-sama”.
3. Menolak pemberian dengan cara yang
halus
Ada anak yang mudah menerima apapun yang diberikan oleh
orang lain, ada pula anak yang tidak mau menerima karena malu ataupun tidak
suka dengan apa yang akan diberikan padanya. Anak perlu diajarkan menolak
pemberian dengan cara yang halus agar anak tetap dapat terlihat sopan walaupun
dengan apa yang tidak ia senangi. Ajarkan pula cara memberikan alasan ketika
menolak pemberian, misalnya ketika anak ditawari makanan yang membuatnya
alergi, anak dapat mengatakan “Terima kasih, tapi maaf aku alergi makanan ini,
jadi aku tidak boleh makan ini.”
4. Meminta izin
Saya yakin, nggak ada orang tua yang mau anaknya jadi tukang nyelonong. Penting untuk
mengajarkan anak mengenai bagaimana meminta izin kepada orang lain, misalnya
saat di kelas anak meminta izin untuk ke kamar kecil, meminta izin kepada orang
tua untuk bermain keluar rumah, menanyakan izin untuk melakukan sesuatu yang
membutuhkan pengawasan orang tua.
5. Melewati orang lain dengan
mengucapkan permisi
Di Negara kita, sopan santun
sangat dijunjung tinggi terutama apabila perilaku berhubungan langsung dengan
orang yang lebih tua. Beberapa budaya mengajarkan generasi barunya untuk
berjalan agak membungkuk ketika melewati orang yang lebih tua, beberapa juga
mengajarkan pentingnya mengucapkan permisi. Memang penting bagi orang tua untuk
membiasakan anak mengucapkan kata permisi ketika hendak melewati orang lain,
baik orang yang lebih tua maupun yang sepantaran. Mengucapkan permisi hampir
sama halnya dengan meminta izin. Oleh karena itu, kedua hal ini penting untuk
dipelajari anak agar ia menjadi pribadi yang senantiasa mengedepankan sopan
santun.
6. Cara makan yang baik
Mungkin banyak orang tua yang menyepelekan table manner, secara di Indonesia makan
lesehan dan menyuap makanan langsung dengan menggunakan tangan sudah biasa dan
lumrah. Tetapi sebenarnya, cara makan yang baik tidak hanya berlaku untuk makan
di meja makan atau di restoran saja. Makan apapun dan dimanapun, sebaiknyatetap memerhatikan cara makan yang baik. Misalnya mencuci tangan dan berdoa
sebelum makan, mengambil makanan secukupnya, menyuap makanan dengan tangan
kanan, tidak mengecap saat makan, tidak berbicara ketika mulut penuh makanan,
duduk dengan baik, dan berdoa setelah makan.
7. Perilaku terhadap refleks tubuh
Perilaku yang dimaksud pada poin ini adalah perilaku yang
muncul karena adanya proses biologis yang melatarbelakangi, seperti menguap,
batuk, sendawa, kentut, dan lain sebagainya. Untuk menguap dan batuk, ajarkan
anak untuk menutup mulutnya ketika menguap dan batuk. Berikan alasan bahwa
mulut perlu ditutup agar kuman dari mulut tidak menular dan mengganggu orang
lain di sekitarnya. Untuk sendawa, ajarkan anak untuk keluar ruangan sebentar
atau tidak mengahdapkan wajahnya ke orang lain. Begitu pula dengan kentut,
ajarkan anak untuk keluar ruangan sebentar dengan alasan agar suara atau bau
tidak mengganggu orang lain. Apabila sudah terlanjur atau bablas, anak perlu diajarkan untuk meminta maaf kepada orang di
sekitarnya yang menyadari hal tersebut.
8. Mengakui kesalahan dan meminta maaf
Terkadang anak-anak ceroboh dan melakukan kesalahan yang
disengaja maupun tidak disengaja. Orang tua perlu mengajarkan anak bahwa
mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah hal yang penting. Tekankan bahwa
walaupun kesalahan tersebut tidak disengaja, misalnya menumpahkan air atau
menabrak temannya hingga terjatuh, anak tetap perlu mengespresikan rasa
bersalah dengan cara yang positif yaitu dengan meminta maaf.
9. Berbicara dengan bahasa yang baik
Dewasa ini anak sering terpapar
media yang menyuguhkan tayangan berisi berbagai perkataan atau julukan yang
kurang pantas. Karena anak dapat dengan mudah merekam apa yang ia lihat, maka
orang tua dapat mengajak anak untuk berpikir apakah kata-kata tersebut baik
atau buruk. Jelaskan pula mengapa anak harus berbicara dengan bahasa yang baik
dan sopan, misalnya “Anak baik ngomongnya harus baik. Oke?” atau ketika orang
tua mendapati anak terlanjur berbicara kasar coba dengan halus katakan “Ibu/Ayahnggak pernah mengajari kamu berbicara seperti itu. Coba kalo diulangi tapi
diganti dengan kata-kata yang baik gimana?”
10. Mengucapkan salam dan selamat
tinggal
yang orang lain tangkap dari anak adalah keramahan
dan sopan santunnya. Biasakan mengucapkan salam ketika akan masuk rumah,
bertemu dengan orang lain, atau mengangkat telepon. Begitu pula dengan ucapan selamat
tinggal atau “aku pulang duluan ya” dapat diajarkan sejak anak mulai memiliki
teman bermain.
Anak
dapat belajar dari apa yang
ia amati. Hal ini disebut dengan perilaku imitasi. Sehingga orang tua
dapat mengajarkan
anak dengan cara mencontohkan dan menerapkan kesepuluh hal di atas pada
diri
orang tua sendiri terlebih dahulu. Budayakan seluruh poin di atas di
rumah, sehingga anak terbiasa dan terdorong untuk melakukannya.
Kesepuluh hal di atas sebetulnya
mudah dilakukan, namun memang beberapa anak sulit untuk menerima hal barutersebut dan memerlukan beberapa kali latihan baru bisa terbiasa.
Comments
Post a Comment